Pendidikan sangat menentukan terhadap pembentukan watak, kepribadian,
karakter dan budi pekerti warga. Oleh karenanya, fenomena kejahatan,
tindak kriminal, perbuatan asusila dan penggunaan narkoba, baik oleh warga
masyarakat maupun anak didik, maka pendidikan dianggap yang paling bertanggung
jawab. Di Indonesia sendiri, berbagai penyelewengan dan kejahatan juga kerap terjadi,
mulai dari korupsi, bullying, narkoba di lingkungan sekolah dan lain-lain.
Terjadinga berbagai penyelewengan dan kejatan tersebut menandakan rendahnya
akhlak, budi pekerti dan karakter bangsa.
Menyadari hal itu
pemerintah melalui Kemendiknas mencanangkan, salah satunya adalah model
Pendidikan karakter untuk meningkatkan karakter dan budi pekerti warga bangsa.
Ini bukan berarti sebelumnya tidak ada pendidikan karakter namun pemerintah
lebih menekankan pendidikan karakter secara tersistem. Langkah awal pemerintah
dimulai dari lembaga sekolah maupun madrasah dengan menyisipkan nilai karakter
bangsa ke dalam persiapan dan proses pembelajaran. Guru dalam hal ini menjadi
kunci atas keberhasilan penerapan pendidikan karakter ini sebab gurulah yang
secara langsung berhadapan dengan peserta didik. Guru dalam hal ini dituntut
untuk menyiapkan perangkat pembelajaran dan kemudian melaksanakan pendidikan
berkarakter di kelas.
Namun, sementara ini kenyataannya guru masih belum siap
secara utuh untuk melaksanakan pendidikan karakter ini. Kebanyakan guru bisa
menyisipkan nilai karakter bangsa pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tapi
tidak bisa sepenuhnya melaksanakan dalam kelas. Bahkan masih ada sebagian besar
guru yang justru untuk menyusun RPP berkarakter masih belum bisa apalagi
melaksanakannya.
Sementara ini
potret pendidikan yang bisa dikatakan eksis dalam membina karakter adalah
sistem pendidikan di pesantren atau sekolah-sekolah yang diasramakan. Karena
pada prinsipnya penanaman karakter lebih efektif dengan pembiasaan dan
percontohan dan ini lebih memungkinkan di lakukan di pesantren atau asrama yang
diwasi langsung oleh gurunya.
Pendidikan karakter atau pendidikan budi
pekerti (akhlak) dalam Islam merupakan keniscayaan guna mengurangi krisis
multidimensi yang melanda Indonesia. Agar efektif maka pendidikan
karakter harus melibatkan tiga basis. Pertama, basis kelas, dimana terjadi
relasi antara guru dan peserta didik. Kedua, basis kultur sekolah yaitu
membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter peserta didik, dan
ketiga, basis komunitas, yaitu keluarga, masyarakat dan Negara juga harus
membangun karakter yang tercerminkan dalam pola kehidupan sehari-hari.
Sekolah atau lembaga pendidikan sebagai salah satu basis dalam pengembangan
pendidikan karakter harus dapat mengimplementasikan pendidikan karakter
pendekatan holistis, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke dalam
setiap aspek kehidupan sekolah dengan menggunakan berbagai pendekatan. Disini
dibutuhkan keseriusan seluruh komponen yang ada (kepala sekolah, guru, dan
tenaga kependidikan) dan pemerintah.
Diantara pendekatan yang saat ini dipandang efektif dalam pengembangan pendidikan
karakter adalah pembiasaan dan keteladanan sebagaimana yang diterapkan di
pondok pesantren dan sekolah-sekolah sistem asrama.
http://kangzenstitaf.blogspot.com/2013/04/pendidikan-karakter-dalam-perspektif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar