Minggu, 26 Juni 2016

DISUNAHKAN BERHIAS SAAT HARI RAYA DENGAN PAKAIAN TERBAIK


Seorang muslim dianjurkan mempersiapkan hari raya dengan pakaian yang terbaik dan mengunjungi teman-temannya dan kerabatnya dalam kondisi terbaik dengan aroma wangi. Ini masalah yang telah diketahui dan dikenal dari masa ke masa. Budaya ini termasuk wujud kegembiraan dan kesenangan dengan datangnya hari ini.
Sunnah telah menunjukkan akan hal itu,
Diriwayatkan oleh Bukhori, 948 dan Muslim, 2068 dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, beliau berkata, "Umar mengambil jubbah dari sutera tebal yang dijual di pasar. Beliau mengambilnya dan diberikan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini, berhias dengannya untuk hari raya dan (menerima) tamu utusan." Maka Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,
إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لا خَلاقَ لَهُ
"Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak dapat bagian (di akhirat)."
Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak memungkiri berhias untuk hari raya, akan tetapi beliau memberitahukan bahwa memakai jubah ini diharmkan karena ia terbuat dari sutera.
As-Sindi dalam Kitab Hasyiyah (penjelasan) sunan Nasa’i, 3/181 berkata,
"Dengan demikian dapat diketahui diketahui bahwa berhias pada hari raya adalah termasuk budaya yang telah dikenal di tengah meraka. Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak mengingkarinya, maka berarti diketahui bahwa itu merupakan ketetapannya."
Syekh Ibnu Jibrin rahimahullah mengatakan, "Untuk menghadiri shalat Id terdapat (amalan) sunnah dan anjuran yang banyak. Diantaranya, berhias dan memakai pakaian yang terbaik. Umar pernah menawarkan kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam pakaian dari sutera untuk berhias di hari raya dan menerima tamu utusan. Akan tetapi beliau menolaknya, karena ia terdapat dari sutera. Beliau mempunyai jubah khusus yang dipakai untuk hari raya dan hari jum’at."
Fatawa Syekh Ibnu Jibrin, 59/44.
Al-Haifz Ibnu Jarir rahimahullah berkata, "Diriwayatkan dari Ibnu Abu Dunya dan Baihaqi dengan sanad shahih sampai ke Umar, bahwa beliau memakai baju yang terbaik pada dua hari raya (idul fitri dan idul adha)."
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, "Disunnahkan bagi laki-laki pada hari raya untuk berhias dan memakai pakaian yang terbaik." (Majmu Fatawa Wa Rosail Ibnu Utsaimin, 13/2461)
Maka tidak mengapa seorang muslim membeli baju baru untukhari rayanya. Hal itu tidak termasuk menyerupai non muslim. Merekipun mereka lakukan pada hari raya dan perayaannya. Setiap ada dalil syar’i yang menunjukkan dianjurkannya, melakukannya tidak termasuk meniru orang kafir yang dilarang.
Akhlak mulia, sebagai contoh. Bagus dalam berinterkasi dengan orang, berseri-seri ketika bertemu orang, bersih dan memakai minyak wangi dan semisalnya adalah hal yang dianjurkan. Terdapat dalil syar’i atas anjuran tersebut. maka tidak mengapa jika sebagian non muslim melakukan sebagian sifat tadi.
Meniru orang kafir yang dilarang adalah prilaku yang khusus pada mereka. Adapun kalau sudah umum dilakukan seluruh orang, bukan khusus dilakukan orang kafir, seorang muslim tidak mengapa melakukannya.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang barometer tasyabbuh (meniru) orang kafir?
Beliau menjawab,
"Barometer meniru adalah orang yang meniru melakukan prilaku yang khusus dilakukan oleh orang yang ditirunya. Meniru orang kafir, adalah seorang muslim melakukan sesuatu yang menjadi ciri khas mereka. Adapun kalau sudah menyebar di kalangan umat Islam, sehingga tidak dapat dibedakan dengan orang kafir, maka hal itu tidak termasuk meniru (tasyabbuh). Sehingga tidak menjadi haram hanya karena sama. Kecuali diharamkan dari sisi lain. Apa yang kami katakan ini ada isi dari kata-kata ini. Pengarang Kitab Fathul Bari menegaskan seperti ini dengan mengatakan, "Sebagian ulama salaf memakruhkan memakai burnus, karena ia termasuk pakaian pendeta. Malik rahimahullah pernah ditanya tentang hal itu dan mengatakan, ‘Tidak mengapa.' Lalu ada yang berkata, ‘Bukankanh itu termasuk pakaian orang Kristen?' Beliau menjawab, "Dahulu dipakai disini." (Majmu Fatawa Wa Rasail Ibnu Utsaimin, 3/47-48)
Wallahu’alam

https://islamqa.info/id/144885

Selasa, 21 Juni 2016

10 Jenis Kurma yang Populer karena Kelezatannya

Terdapat beberapa jenis kurma terpopuler dan digemari berbagai masyarakat di dunia dari ratusan buah kurma.

Terdapat beberapa jenis kurma terpopuler dan digemari berbagai masyarakat di dunia daru ratusan buah kurma. Berikut di antaranya:
Thoory
Sering pula disebut thuri, buah ini merupakan jenis kurma yang sangat populer di Aljazair. Buah kurma thoory biasanya kering dengan warna cokelat kemerahan dan ketika diawetkan, warnanya berubah menjadi kebiru-biruan.
Kulitnya pun sangat keriput. Daging buahnya agak keras dan rasanya manis serta terdapat sentuhan rasa kacang. Kurma ini juga cukup tahan lama jika disimpan. Di Indonesia, kurma jenis ini juga cukup banyak ditemui.
Khidri
Kurma yang satu ini paling sering digunakan sebagai kurma olahan yang diberi isian cokelat, almond dan sebagainya. Berwarna merah tua, tekstur kurma ini kering dan kenyal. Rasanya pun tidak begitu manis sehingga cocok dikombinasikan dengan isian yang memiliki berbagai cita rasa.
Amer Hajj
Kurma yang juga disebut amer hajj ini merupakan varietas kurma yang terkenal di Irak. Memiliki daging yang tebal dan bertekstur lembut dengan kulit tipis, kurma ini seringkali disebut sebagai the visitor's date karena masyarakat Irak umumnya menyajikannya sebagai kudapan bagi tamu yang datang ke rumah mereka.
Ajwa
Banyak yang menyebut kurma ini sebagai kurma nabi. Berwarna hitam gelap, kurma yang hanya tumbuh di Madinah ini bertekstur lembut dengan cita rasa yang tidak terlalu manis dan menyerupai kismis.
Zaghloul
Kurma jenis ini memiliki warna merah tua dan berbentuk panjang menyerupai melinjo. Biasanya kurma yang satu ini disajikan sangat garing. Kurma yang banyak ditemukan di Mesir ini juga mengandung gula yang sangat tinggi sehingga mengering ketika disantap. Hal tersebut yang membuatnya eksklusif di Mesir dan harganya pun cukup mahal.
Sekkeri
Walaupun berwarna cokelat gelap, kurma sekkeri memiliki daging buah yang begitu lembut dan cita rasa manis yang khas. Hal tersebutlah yang membuat kurma yang hampir berbentuk bulat ini cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis kurma lainnya.
Mozafati
Sebagian besar tumbuh di Provinsi Kerman, Iran, kurma ini sering dijuluki kurma bam. Biasanya masyarakat setempat mengonsumsinya ketika masih segar. Walaupun begitu, jika disimpan pada suhu minus lima derajat Celsius, kurma jenis ini dapat disimpan hingga dua tahun. Warnanya yang gelap dan ukurannya yang sedang membuat kurma ini memiliki cita rasa yang manis dan daging yang lembut.
Deglet Noor
Berwarna kuning keemasan, kurma deglet noor merupakan varietas unggul yang sangat populer di Libya, Tunisia, Algeria, dan Amerika. Nama kurma ini berarti cahaya karena warna buahnya yang menyerupai warna sinar matahari. Kurma ini juga memiliki cita rasa yang tidak terlalu manis.
Sekki
Kurma yang satu ini memiliki warna yang unik yaitu warna kekuningan di bagian atas dan warna kecokelatan di bagian bawah. Daging yang berwarna kekuningan memiliki tekstur yang lebih keras sedangkan yang kecokelatan lebih lebih empuk dan kenyal. Walaupun begitu cita rasa kurma sekki ini tidak terlalu manis.
Khalasah
Varietas ini populer di Arab Saudi karena tingkat kemanisannya yang tidak terlalu tinggi sehingga cukup banyak disukai. Buah kurma ini seringkali disebut dengan khlas dan banyak tumbuh di Huffuf juga Qatif di bagian timur Arab Saudi.
(Dahrani Putri / TabloidNova.com)