Selasa, 12 Juni 2018

Agar Buka Puasa bersama Kerabat Lebih Berkualitas dan Tak Sekadar Menghabiskan Waktu

Seringkali saat ada acara berbuka puasa bersama, shalat Maghrib dilakukan akhir waktu, shalat Isya dinantisajakan, shalat tarawih tak lagi dikerjakan.
Padahal, yang wajib itu shalat, yang sunnah itu menjaga silaturahim dengan kerabat.
Buka puasa bersama bagaikan dua sisi dalam sebuah koin, bisa jadi sebuah momen yang ditunggu-tunggu, atau malah dihindari banyak orang.
Ditunggu-tunggu, karena biasanya hanya pada bulan inilah, orang lebih bersemangat untuk menjaga tali silaturahim. Bahkan ada beberapa kerabat dari jauh yang hanya bisa dipertemukan setahun sekali untuk acara buka puasa bersama.
Namun tak sedikit pula yang malah merasa bahwa buka puasa bersama justru lebih banyak mudharatnya (keburukannya). Tak heran, sebab manusia seringkali lalai ketika sedang berkumpul, berbincang, dan bercanda bersama teman.
Adakah cara agar silaturahim tetap terjalin, namun tak kelewatan meninggalkan ibadah Ramadhan? Beberapa cara di bawah ini bisa jadi salah satu solusinya.

Lupakan Restoran, Berbuka di Rumah Akan Lebih Mengakrabkan Suasana 

Jika selama ini acara buka puasa bersama hampir selalu dilakukan di berbagai restoran, cobalah tahun ini mengadakan acara di rumah Anda sendiri. Tentunya sesuaikan jumlah undangan dengan ruangan yang tersedia, sehingga semua yang datang bisa merasa nyaman.
Takut mengeluarkan terlalu banyak biaya? Tenang, justru bahkan jika dihitung-hitung, berbuka puasa di restoran akan menghabiskan lebih banyak biaya, lho.
Selain harus menghabiskan uang untuk transportasi atau parkir, makan di restoran juga akan menguras kocek agak dalam. Padahal, di hari Raya nanti kita ingin bisa lebih banyak berbagi pada saudara dan keponakan. Belum lagi pajak restoran yang walaupun tak begitu tinggi namun sebetulnya bisa dihemat jika makan-makan dilakukan di rumah saja.
Agar tuan rumah tidak terlalu sibuk memasak, cobalah sistem potluck untuk acara berbuka puasa di rumah. Tiap undangan membawa satu menu makanan, sehingga ketika berkumpul, ada banyak pilihan makanan dari tiap orang.
Makanan lebih bervariasi dengan potluck (Foto: Pexels)
Makanan lebih bervariasi dengan potluck (Foto: Pexels)
Misalnya saja, ada lima keluarga yang akan berbuka, maka sistem potluck dapat dibuat dengan cara:
  • Keluarga pertama (tuan rumah) memasak nasi dan menyediakan minuman.
  • Keluarga kedua (tamu) membawa hidangan takjil.
  • Keluarga ketiga (tamu) membawa lauk-pauk.
  • Keluarga keempat (tamu) membawa sayuran dan sambal.
  • Keluarga kelima (tamu) membawa pencuci mulut berupa kue atau buah.
Dengan begitu, secara sederhana acara buka puasa bersama sudah dapat dilakukan.
Mengadakan acara di rumah juga akan membangun suasana keakraban yang lebih hangat. Jika di restoran Anda harus juga mendengarkan riuh percakapan dari meja di sekeliling, berbuka di rumah menawarkan kesempatan untuk mengobrol lebih akrab tanpa gangguan suasana yang terlalu bising.
Bagi Anda yang mengajukan diri menjadi tuan rumah, beberapa hal juga perlu diperhatikan agar setiap tamu merasa nyaman. Paling tidak lakukan hal-hal berikut untuk menjadi tuan rumah yang baik:
  • Bersihkan kamar mandi, sikat hingga tidak licin, dan jika perlu bedakan toilet untuk buang air dan kamar mandi untuk berwudu. Dengan begitu, kerabat yang akan shalat tidak akan berbecek ria ketika berwudu.
  • Atur perabotan merapat ke dinding, tempat yang luas akan lebih membuat tamu merasa nyaman. Putar otak agar perabotan tidak terlalu membuat rumah terasa penuh. Meja bisa diletakkan merapat ke dinding untuk meletakkan berbagai makanan.
  • Siapkan gelas dan piring, jika memang Anda tidak memiliki banyak, Anda bisa membeli piring kertas dan gelas plastik untuk para tamu.
  • Hias meja makan, namun sederhana saja. Yang terpenting adalah meja terlihat bersih dengan taplak tanpa noda.
  • Tambahkan pengharum aromaterapi, terutama di ruangan untuk berkumpul, sehingga udara tetap segar sepanjang acara.
Menjadi tuan rumah memang akan sedikit membutuhkan usaha lebih, namun ingatlah bahwa rumah yang diberkahi adalah rumah yang sering didatangi tamu, juga yang membuat orang-orang di dalamnya merasa nyaman. Jamulah tamu dengan sebaik-baik jamuan yang bisa Anda berikan. Tak masalah rumah tidak mewah, yang terpenting Anda bisa membangun suasana akrab bersama.
Apabila Anda menjadi tamu, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan demi alasan kesopanan. Paling tidak, jangan acuhkan hal-hal ini ketika posisi Anda sedang menjadi tamu:
  • Mengabarkan jam kedatangan, sehingga sang tuan rumah bisa memperkirakan kapan harus mulai menata rumahnya.
  • Membawa makanan atau kudapan, ini bisa didiskusikan bersama seluruh kerabat apabila akan mengadakan sistem potluck.
  • Membawa alat shalat pribadi, agar tak terlalu merepotkan tuan rumah ketika waktu shalat sudah tiba. Juga agar shalat bisa dilakukan secara berjamaah.
  • Membantu membereskan perabot, terutama yang digunakan untuk makan dan minum. Atau paling tidak jangan membuat ruangan terlalu berantakan.

Mulailah Acara Dari Sore Hari, Selesaikan Saat Menuju Waktu Isya

Hal yang sangat disayangkan saat berbuka puasa bersama adalah walaupun silaturahim terjalin lancar, shalat seringkali dilalaikan. Setelah berbuka, bukannya terlebih dahulu shalat Maghrib, makan lebih didahulukan. Kemudian Maghrib baru dilakukan di waktu menjelang Isya.
Jika biasanya berbuka puasa dimulai setelah waktu maghrib, kali ini cobalah untuk membuat acara buka bersama yang dimulai dari sore hari, misalkan setelah Ashar. Dua jam sebelum waktu berbuka tentu cukup untuk saling bertukar kabar dan berbagi kisah hidup pada kerabat yang jarang berjumpa.
Jangan sampai melalaikan ibadah wajib saat buka bersama (Foto: Pexels)
Jangan sampai melalaikan ibadah wajib saat buka bersama (Foto: Pexels)
Dengan begitu, acara bisa disudahi setelah berbuka puasa. Bahkan lebih untungnya lagi, Anda dan kerabat bisa sama-sama shalat Maghrib dan Isya berjamaah.
Ingat-ingat lagi, yang wajib itu menjalankan rukun Islam. Masih ingatkah Anda bahwa perintah shalat bahkan lebih dahulu dibandingkan puasa? Lalai menjalankan shalat memang tidak akan membatalkan puasa, namun tentu ada beban dosa yang harus ditanggung saat Anda berpuasa namun tidak shalat.

Buka Bersama Sambil Berbagi Dengan Sesama 

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk saling berbagi dengan sesama. Daripada waktu berbuka puasa disia-siakan, Anda bisa membuatnya lebih berkualitas dengan mengadakan buka puasa bersama mereka yang kurang mampu.
Sehingga, disamping bisa bersilaturahim, Anda juga mendapat pahala tambahan karena rela berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Ingatlah bahwa pahala akan digandakan berkali lipat ketika satu kebaikan dilakukan di bulan Ramadan. Jangan buang kesempatan ini dan manfaatkan waktu Anda yang tidak banyak.

Berdiskusi Tentang Hal-Hal yang Lebih Penting

Alih-alih bertanya tentang hal-hal yang mungkin bisa menyakiti hati, cobalah untuk lebih peka dan berpikir tiga-empat kali sebelum bertanya suatu hal. Anda tentu tidak ingin hubungan keluarga rusak karena lidah yang memang tak bertulang.
Bertanyalah karena memang Anda peduli, bukan karena sekedar kepo dan ingin tahu. Lebih peka juga terhadap kondisi kerabat Anda. Jika ia terlihat tidak begitu merespon pertanyaan Anda, artinya ia memang tidak ingin bercerita tentang hal-hal yang Anda tanyakan.
Pilih pertanyaanmu, lidah adalah pedang (Foto: Pixabay)
Pilih pertanyaanmu, lidah adalah pedang (Foto: Pixabay)
Daripada sekedar berbasa-basi, Anda tentu juga bisa mencoba berdiskusi mengenai hal-hal yang lebih penting.
Kepada kerabat yang duduk di bangku kuliah, daripada menanyakan kapan skripsinya selesai, coba tanya ia apa yang paling menarik dipelajari di jurusannya berkuliah, bagaimana pengalaman kerja praktek/magangnya, atau hal-hal lainnya yang akan menambah wawasan Anda.
Untuk sepupu yang baru lulus kuliah, daripada bertanya "kapan nikah?", Anda bisa menggantinya dengan bertanya apa rencananya ke depan. Tak semua orang yang baru lulus kuliah berencana langsung membangun rumah tangga.
Dengan saudara yang baru menikah, jika ia tidak bercerita duluan, sebaiknya juga hindari untuk bertanya "kapan punya momongan?", apalagi sampai menasihatinya bermacam-macam, sebab kita tidak tahu perjuangannya dan harapannya untuk segera memiliki. Pertanyaan bisa diganti dengan pertanyaan yang lebih netral seperti bagaimana rasanya menikah, atau memintanya bercerita tentang pasangan sendiri.
Demikianlah beberapa kiat agar berbuka puasa bersama kerabat menjadi lebih menyenangkan dengan suasana yang lebih positif. Jadi, sudah mengabari keluarga akan berbuka bersama tanggal berapa Ramadan ini?
http://thr.kompasiana.com/diraliya/5afe6de8dd0fa842c5617522/agar-buka-puasa-bersama-kerabat-lebih-berkualitas-dan-tak-sekedar-menghabiskan-waktu