Kamis, 16 Agustus 2012

Mudik Yokk,,,Ke Udik

Ada yang berpendapat bahwa mudik lebaran sebaiknya dihindari, karena akan banyak pengeluaran dan macet di perjalanan. Menurutnya silaturohim dapat dilakukan kapan saja, dan bisa lewat SMS, telepon, bbm,  e-mail, dan sosial media.

Saya kurang sependapat dengan pernyataan tadi. Lebaran mempunyai makna bukan hanya sekedar silaturohim, tapi lebih dari itu. Terutama dari segi ekonomi mempunyai makna yang luar biasa. Saat lebaran, terjadi “penyebaran” uang dari kota ke daerah-daerah. Hal ini akan berdampak kepada lapangan kerja di daerah akibat dari terbangunnya perekonomian.

Menurut berita dari media, jumlah pemudik lebaran ini dapat mencapai 27-28 juta orang lebih. Dan pemudik dari Luar negeri saja telah tercatat sekitar 200 ribu orang. Ini suatu gambaran bagaimana para pemudik akan membawa uang ke daerah-daerah di tanah air ini.

Dari sisi lain, kiriman uang dari para TKI ke tanah air, yang lewat Bank saja meningkat secara signifikan. Tentu kiriman uang itu dalam bentuk mata uang asing, sekalipun waktu diterima oleh penerimanya dalam bentuk rupiah. Ini artinya mata uang asing terkumpul di negara kita alias devisa negara meningkat.

Dari segi budaya, para pemudik mendapatkan gambaran situasional di daerahnya. Informasi kebudayaan di daerah lain akan masuk ke dalam budaya daerah itu. Dengan demikian kebudayaan di daerah lama-kelamaan akan mengalami transformasi ke arah wacana yang lebih luas.

Silaturohim waktu lebaran terasa “sempurna” ketimbang hari-hari biasa. Pada hari lebaran secara bersamaan saudara dan teman-teman kita yang jauh berkumpul. Di hari-hari biasa sangat sulit mengatur waktu untuk dapat bertemu dengan mereka. Di samping itu pula, kita tanpa membuat alasan, berkunjung kepada mereka dengan mudah karena pintu selalu terbuka. Dan pasti sudah disiapkan kue lebarannya.

Hanya saja dalam pulang mudik dengan menggunakan kendaraan umum sudah terbiasa penuh sesak dan ongkosnyapun naik. Jarak jauh-dekat dihargai sama. Ini berbeda dengan di RRC pada saat memperingati Imlek yang terjadi seperti lebaran di kita. Di RRC itu, sekalipun kendaraan bedesak-desakan, ongkosnya turun. Harganya turun karena penumpang  tidak nyaman. Sebagai ongkos ketidaknyamanan itu, maka harganya diturunkan.

Mudah-mudahan pada suatu saat nanti, ongkos kendaraan yang penuh sesak dan tidak nyaman akan turun sebagai pengganti ketidaknyamanan itu.

Saran saya pribadi carilah bis atau angkutan yang mempunyai fasilitas AC biar nyaman sampai tujuan, hitungannya kan setahun sekali, tidak tiap hari. Yang tidak mudik karena sesuatu hal, ya silaturahmi saja dengan teman , sanak famili di komplek/kampung. Selamat Mudik Lebaran 1433 H.

 idjatnika.multiply.com/journal/item/149

Tidak ada komentar:

Posting Komentar