Selasa, 31 Juli 2018

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ISLAM

        Pendidikan sangat menentukan terhadap pembentukan watak, kepribadian, karakter dan budi pekerti warga. Oleh karenanya, fenomena  kejahatan, tindak kriminal, perbuatan asusila dan penggunaan narkoba, baik oleh warga masyarakat maupun anak didik, maka pendidikan dianggap yang paling bertanggung jawab. Di Indonesia sendiri, berbagai penyelewengan dan kejahatan juga kerap terjadi, mulai dari korupsi, bullying, narkoba di lingkungan sekolah dan lain-lain. Terjadinga berbagai penyelewengan dan kejatan tersebut menandakan rendahnya akhlak, budi pekerti dan karakter bangsa.
           Menyadari hal itu pemerintah melalui Kemendiknas mencanangkan, salah satunya adalah model Pendidikan karakter untuk meningkatkan karakter dan budi pekerti warga bangsa. Ini bukan berarti sebelumnya tidak ada pendidikan karakter namun pemerintah lebih menekankan pendidikan karakter secara tersistem. Langkah awal pemerintah dimulai dari lembaga sekolah maupun madrasah dengan menyisipkan nilai karakter bangsa ke dalam persiapan dan proses pembelajaran. Guru dalam hal ini menjadi kunci atas keberhasilan penerapan pendidikan karakter ini sebab gurulah yang secara langsung berhadapan dengan peserta didik. Guru dalam hal ini dituntut untuk menyiapkan perangkat pembelajaran dan kemudian melaksanakan pendidikan berkarakter di kelas. 
        Namun, sementara ini kenyataannya guru masih belum siap secara utuh untuk melaksanakan pendidikan karakter ini. Kebanyakan guru bisa menyisipkan nilai karakter bangsa pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tapi tidak bisa sepenuhnya melaksanakan dalam kelas. Bahkan masih ada sebagian besar guru yang justru untuk menyusun RPP berkarakter masih belum bisa apalagi melaksanakannya.
Sementara ini potret pendidikan yang bisa dikatakan eksis dalam membina karakter adalah sistem pendidikan di pesantren atau sekolah-sekolah yang diasramakan. Karena pada prinsipnya penanaman karakter lebih efektif dengan pembiasaan dan percontohan dan ini lebih memungkinkan di lakukan di pesantren atau asrama yang diwasi langsung oleh gurunya.
        Pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti (akhlak) dalam Islam merupakan keniscayaan guna mengurangi krisis multidimensi yang melanda Indonesia. Agar efektif  maka pendidikan karakter harus melibatkan tiga basis. Pertama, basis kelas, dimana terjadi relasi antara guru dan peserta didik.  Kedua, basis kultur sekolah yaitu membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter peserta didik, dan ketiga, basis komunitas, yaitu keluarga, masyarakat dan Negara juga harus membangun karakter yang tercerminkan dalam pola kehidupan sehari-hari.
          Sekolah atau lembaga pendidikan sebagai salah satu basis dalam pengembangan pendidikan karakter harus dapat mengimplementasikan pendidikan karakter pendekatan holistis, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke dalam setiap aspek kehidupan sekolah dengan menggunakan berbagai pendekatan. Disini dibutuhkan keseriusan seluruh komponen yang ada (kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan) dan pemerintah.
          Diantara pendekatan yang saat ini dipandang efektif dalam pengembangan pendidikan karakter adalah pembiasaan dan keteladanan sebagaimana yang diterapkan di pondok pesantren dan sekolah-sekolah sistem asrama.

http://kangzenstitaf.blogspot.com/2013/04/pendidikan-karakter-dalam-perspektif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar